Analisis Korelasi Linier Sederhana
Analisis di atas digunakan untuk mengukur derajat keeratan hubungan antara dua peubah. Bilangan yang mengukur kekuatan hubungan antara dua peubah disebut dengan koefisien korelasi ( r ). Koefisien korelasi memiliki nilai antara -1 sampai dengan 1. r = 1 artinya hubungan antara X dan Y kuat dan searah (positif) ; r = -1 artinya hubungan antara X dan Y kuat dan berlawanan arah (negatif) ; r = 0 artinya hubungan antara X dan Y lemah atau hubungan antara X dan Y bukan hubungan yang linier.
Sebelum dapat melakukan analisis korelasi linier sederhana diperlukan syarat-syarat atau asumsi sebagai berikut :
- Terdapat hubungan logika antara peubah yang akan dikorelasikan
- Skala peubah sekurang-kurangnya skala selang (interval)
- Terdapat studi awal (penelitian, referensi, jurnal, pustaka, dll) yang menunjukan indikasi hubungan antara 2 peubah yang akan dikorelasikan *
Syarat nomor 3 di atas merupakan opsional, jika penelitian mengenai hubungan antara peubah yang dikorelasikan belum pernah dilakukan sebelumnya.
Koefisien korelasi pearson ( r ) didapatkan dari rumus sebagai berikut :
Untuk melihat hubungan antara peubah x dan y secara grafik digunakan diagram pencar (scatter diagram). Secara umum hubungan antara dua peubah dapat berupa bentuk seperti gambar di bawah ini :
Gambar (1) menunjukan hubungan antara peubah X dan peubah Y kuat dan searah (positif), ditandai oleh nilai r yang mendekati 1
Gambar (2) menunjukan hubungan antara peubah X dan peubah Y kuat dan berlawanan arah (negatif), ditandai oleh nilai r yang mendekati -1
Gambar (3) menunjukan hubungan antara peubah X dan peubah Y yang lemah, ditandai oleh nilai r yang mendekati 0
Gambar (4) menunjukan hubungan antara peubah X dan peubah Y yang bukan linier, ditandai oleh nilai r yang mendekati 1
Untuk nilai-nilai r antara 0 dan 1 dengan 0 dan -1 tidak ada patokan pasti yang menentukan batas kekuatan hubungan antara 2 peubah. Namun demikian dapat digunakan konvensi sebagai berikut :
Hubungan antara peubah X dan Y disebut kuat dan searah jika 0.75 ≤ r ≤ 1.
Hubungan antara peubah X dan Y disebut kuat dan berlawanan arah jika -1 ≤ r ≤ -0.75.
Hubungan antara peubah X dan Y disebut lemah jika -0.75 < r < 0.75.
Jika r dikuadratkan maka akan didapatkan suatu nilai yang disebut dengan koefisien determinasi. Koefisien determinasi menunjukkan seberapa besar pengaruh satu peubah terhadap peubah lainnya.
Misal r2 = a maka artinya :
–> a x 100% keragaman dalam nilai-nilai Y dapat dijelaskan oleh hubungan liniernya dengan X.
–> sumbangan peubah X terhadap naik turunnya Y ialah a x 100%
Teladan :
Diketahui 2 peubah X dan Y sebagai berikut :
X |
12 |
10 |
14 |
11 |
12 |
9 |
Y |
18 |
17 |
23 |
19 |
20 |
15 |
Tentukan kekuatan hubungan antara kedua peubah di atas, dan tentukan pula besar pengaruh satu peubah terhadap peubah lainnya.
Jawaban :
X |
Y |
X2 |
Y2 |
XY |
12 |
18 |
144 |
324 |
216 |
10 |
17 |
100 |
289 |
170 |
14 |
23 |
196 |
529 |
322 |
11 |
19 |
121 |
361 |
209 |
12 |
20 |
144 |
400 |
240 |
9 |
15 |
81 |
225 |
135 |
68 |
112 |
786 |
2128 |
1292 |
r2 = 0,90
–> Hubungan antara peubah X dan Y kuat dan positif
–> 90% keragaman dalam nilai-nilai Y dapat dijelaskan oleh hubungan liniernya dengan X
Gunz_ — April 27, 2009 @ 9:28 pm
Thanks, buat posting’n materi2’y…